Kamis, 14 November 2013

SALAH? BENAR?

Banyak hal yang sudah kita lewati dalam perjalan hidup ini, adakah yang bisa kita yakini benar? atau beranikah kita mengatakan setidaknya menyadari dalam sanubari kita bahwa kita telah melakukan sebuah kesalahan atau banyak kehilafan?
Dalam setiap pidato maupun ucapan dengan sangat mudahnya kita mengatakan "maaf atas segala kehilapan maupun kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja kita lakukan" tapi sudahkah kata-kata itu kita fahami atau sadari?
Atau sudahkah kita mengoreksi apa-apa saja kesalahan maupun kehilapan yg sudah kita lakukan? Bila itu belum kita lakukan pantaskah kita mempertanyakan kesalahan orang lain? atau pantaskah kita mengoreksi tindak tanduk orang lain
Lewat Media begitu mudahnya orang menghakimi orang lain, begitu mudahnya menyalahkan, menghujat bahkan membongkar aib saudaranya sendiri yang seharusnya di tutupi.
Apakah untungnya? selain kepuasan nafsu melihat kehancuran, kegundahan, dan kegelisahan orang lain, 
Lihatlah disekeliling kita orang dan juga kita lebih banyak merasa "benar" ketimbang merasa "salah" bahkan kita merasa "lebih benar" dan yang "paling benar". Itulah kita dengan segala nafsu kita yang tak pernah mau kalah apalagi dikalahkan, tidak pernah mau salah apalagi disalahkan! 
padahal "salah" yang membuat kita "benar"! Selama kita merasa "benar" sebetulnya kita adalah orang yang paling SALAH!. Menjadi PEMAAF itu SUSAH tapi sangat lebih susah lagi mengatakan kita salah dan mau meminta maaf!

Duhai bumi 
Marahkah engkau 
ku injak, 
ku lindas tiap hari?
ku ludahi 
bahkan ku kencingi?
mengapa engkau 
masih mau menumbuhkan tanaman,
memancarkan air di sela pori-porimu? 
kau balas hinaanku 
dengan buah yang manis
air yang segar.
Maafkanlah diri ini
yang tak tahu berterima kasih
dan hanya bisa menyalahkanmu
atas kekeringan 
dan matinya tanaman kami.
padahal kami diciptakan dari kehinaanmu.