Rabu, 23 Maret 2016

RINDU ABAH

Abah, sudah teramat lama ternyata tidak lagi bisa memandang indahnya wajahmu. Serasa baru kemaren kami masih menikmati senyummu yang menawan. Merdunya suaramu masih terngiang di telingaku.
Subhanallah demikian bahagianya ada di jamanmu, tak terasa air hangat membasahi kedua kelopak mataku. Sebongkah rindu yang kian membatu terasa menyesakkan dada ini. Inginku mengaung menumpahkan asa dan rindu di hati ini.

Abah hampir setiap ahad kedua buah hatiku kuajak ziarah ke tempatmu, ikut hadir di majlis maulid yang engkau wasiatkan terus dijalankan oleh anak muridmu. Agar mereka tahu ayahnya sangat mencintaimu, dan berharap cinta intu tumbuh pula di hati mereka.
Abah ada terselip sedih dihati ini karena mereka lahir dipenghujung hayatmu, tapi aku tetap berharap engkau mau membimbing mereka untuk menjalani hidup ini.
Abah, engkau tetap ada disini. Tetaplah bimbing keluarga ini. Tetaplah cintai kami dan keturunan kami.
Bulan depan haulmu yang ke 11, engkau selalu ada abah
tetap selalu ada
ada
ada
diantara tiada.
Salamku dan keluargaku senantiasa padamu dan junjunganku.